What I
gonna do…
Apa
yang harus kulakukan..
Ketika
hanya bisa menatap gambarmu..
Tersenyum
sendiri
Merasa
bahagia, kemudian bersedih sendiri
Begitu
sadar bahwa kamu begitu jauh
Dari
tempatku merindumu. .
Sepotong
cerita di bulan September…
Beberapa
bulan sebelum bulan ini, September. Berjalan di depan prodi jurusan
Keperawatan, kemudian melihat selebaran dipapan informasi yang berisi tentang
kegiatan Sidang Tahunan VII Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
(ILMIKI). Saya dan seorang teman tertarik untuk ikut kegiatan ini karena di
imingi-imingi sertifikat. Kamipun bergegas ke ruang sekreteriat Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Keperawatan untuk mengisi formulir, dan walaaa… saya
dan temanku mencetak rekor sebagai pendaftar pertama dan kedua =D. Saat
wawancara sebagai pemenuhan persyaratan sebagai panitia ST VII ILMIKI, saya
berjanji akan melaksanakan tugas dengan baik, apalagi ini atas kemauan diri
sendiri. Tapi realitasnya, tak sejalan keinginan. Malas ikut rapat dan
berpartisipasi, imbasnya saya harus dalam RedList Stering panitia. Redlist ini untuk orang-orang yang jarang
sekali ikut rapat panitia dan untuk terakhir kalinya ditanyai tentang
keseriusannya ikut dikepanitiaan karena acara sudah mines 4 hari lagi, ada
beberapa orang didalam catatan tersebut, termasuk saya. Ketika ditanyai tentang
kesiapan lagi, saya menjawab “Iya”. Konsekuensinya, harus jadi Listen Officer
(L.O) *saya tidak tahu kepanjangan dari L.O, kira2 itulah. Kerjaan
L.O ini kurang lebih sebgai orang yang selalu mendengarkan peserta yang
dibebankan padanya *kata kasarnya pembantu mereka. Prosedur menjadi L.O adalah:
Pertama, memperkenalkan diri. Kedua, bersikap ramah, sebisa mungkin. Saat
pertama mendengar penjelasan Stering Panitia yang mengharuskan bersikap ramah
itu seakan menggelitikku dari dalam, menanyai diriku sendiri “bisakah saya
bersikap ramah ?”, ah sudahlah, jangan pikirkan itu yang penting show must go
on dulu kan. Ketiga, membangunkan, mengingatkan jadwal, mengantarkan makanan,
mendengarkan keluhan dan permintaan. Sampai ke prosedur ketiga ini rasanya,
eum.. Luar biasa !!
Semua
panitia sibuk mengurus job masing-masing, mulai dari bagian Kestari (surat
menyurat), Perlengkapan, Konsumsi, City Tour, Seminar (saya merupakan anggota
dari panitia Seminar), Ceremony dan yang paling bekerja keras untuk penjemputan
peserta dan pengangkutan barang-barang adalah bagian Transportasi. Hanyut dalam
stress tingkat tinggi, dituntut untuk melakukan yang terbaik, kesalah pahaman,
emosi, canda, tawa, amarah, kesedihan diiringi air mata melengkapi kepanitiaan
ST VII ILMIKI tahun ini di Makassar, dengan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar (UINAM) sebagai tuan rumah dalam kegiatan tahunan ini.
Senin,
1 Spetember 2014 adalah hari dimulainya serangkaian acara ST VII ILMIKI.
Opening ceremony, saya berlaku sebagai MC Bahasa Inggris ditemani MC bahasa
Indonesia dan tak lupa MC bahasa Arab. Setiap kegiatan yang berskala besar
selalu dilengkapi dengan MC 3 bahasa, apalagi ini bertaraf Nasional. Merupakan
pengalaman pertama saya menjadi MC diacara Kampus, dan mungkin terakhir
kalinya. Dibalut dengan pakaian adat Sulawesi Selatan, bangga melihat peserta
malam itu, peserta dari barbagai daerah di Indonesia. Mereka dari jauh datang
atas nama institusi tempat mereka menimba ilmu meramaikan ST VII ILMIKI,
menyumbangkan pemikiran dan meluangkan waktu berharga mereka. Opening ceremony
selesai sekitar pukul 23:00 WITA, setelah acara semua bergegas pulang
kepenginapan yang terletak di Jl. Sultan Alauddin I, Wisma Aliyah MAN Model.
Dalam satu ruangan berbentuk asrama di Pesantern dengan tempat tidur tingkat
berjejer dan berpasangan. Ruangan penuh sesak, keringat tak henti mengucur,
ditambah keberadaan nyamuk-nyamuk predator yang menggerogoti pipiku
meninggalkan bekas merah besar bak jerawat. Malam itu kami tak langsung
istirahat, masih melaksanakan briefing alias pelaporan singkat oleh tiap-tiap
panitia inti. Dilanjut dengan penjelasan L.O, malam itu saya menjadi L.O untuk
kamar 18 yang dihuni 3 orang dari Universitas
Islam Negerri Alauddin Makassar (kampus sendiri), 1 orang dari STIKES Panakkukang
Makassar dan 1 orang dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
Selasa,
2 September 2014 sekitar pukul 05:00 WITA, bergegas membangunkan mereka yang
dibawah asuhanku =D. Paginya pukul 07:00, saya mengantarkan makanan untuk
mereka, lupa memperkenalkan diri. Tapi seiringan waktu berjalan, sayapun tahu
nama mereka. Dari kampus UINAM ada Amsa anak angkatan 2012 (selaku ketua HMJ Keperawatan sekarang dan
berperan sebagai Presidium sidang di ST VII ILMIKI), Mabrur anak angkatan 2012
(putra terpilih keperawatan), dan Wahid anak angkatan 2013 (berperan sebagai
Presidium sidang di ST VII ILMIKI), dari STIKES Panakkukang ada Irfathul
Khoirul dan dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin ada M.Khoirul Zed anak
angkatan 2013. Karena tidak memperkenalkan diri, mereka hanya panggil kak,
karena sudah saya prediksi bahwa mereka adalah junior-juniorku, secara saya
adalah angkatan 2011 yang sekarang sudah semester 7 (angkatan tertua di
jurusan). Otomatis mereka memanggil kak, apalagi tiga orang junior dari UINAM. Selama
kurang lebih 6 hari saya harus melakukan rutinitas sebagai L.O bagi peserta
kamar 18.
Jum’at,
5 September 2014 jadwal untuk City Tour. Hari yang ditunggu-tunggu mungkin oleh
peserta ST VII ILMIKI dari luar daerah. Rutenya dari Wisma MAN Model ke Benteng
Somba Opu ke Masjid untuk sholat Jum’at bagi pemeluk agama Islam kemudian
lanjut ke tempat makan, setelah itu ke Benteng Ujung Pandang atau lebih dikenal
dengan sebutan Belandanya “Fort Roterdam” lanjut ke Anjungan Pantai Losari
kemudian menikmati pisang Epe’ khas Makassar kamudian lanjut makan malam.
Setelah seharian mengelilingi kota Makassar, mereka masih harus melanjutkan
hari melelahkannya dengan Closing ceremony di malam harinya yang dirangkaikan
dengan ART NIGHT dan penampilan dari Wilayah 1-7. Acaranya ngaret karena
beberapa hambatan, dan berakhir sekitar jam 24:30 WITA. Karena saya hanya
bertugas di tempat registrasi malam itu, tugas saya selesai setelah para tamu
undangan dan peserta telah memasuki ruangan. Tapi karena menunggu teman, yang
bertugas sebagai MC dan Dirigent paduan suara, saya masih harus menunggu
mereka. Acarapun selesai, tadinya kami akan tinggal lagi diwisma, tapi karena
besoknya harus mengikuti Late Final oleh dokter yang malassssss sekali masuk jadi
kami pulang ke rumah. Subuhnya, saya kembali membangunkan anak-anak asuhanku di
kamar 18, menelpon mereka satu-satu, keculai Irfatul khoirul yang nomornya dari
operator lain (Maaf yah L), tapi tetap saya ingatkan teman sekamarnya untuk membangunkan.
Untungnya anak-anak ini pada rajin semua, gak kayak kamar sebelahnya, kamar 20.
Tapi ada yang lebih rajin lagi dari anak-anak ini loh, satu orang penghuni
kamar 17 yang kepalanya agak pelontos. Saat saya mengetuk kamar 18, malah dia
yang buka kamar duluan =D dan tidak hanya sekali dua kali tapi sering sekali
kejadian. Kalau ada award untuk peserta yang paling rajin bangun saya bakal
kasih ke dia deh =D.
Paginya,
kembali saya menelpon mereka menayakan sudah makan belum dan sudah siap tidak
untuk berangkat ke kampus 2 untuk
mengikuti seminar sebagai acara terakhir yang akan diikuti peserta sebelum
bertolak ke daerah masing-masing. Cuma satu orang di kamar 18 yang akan
bertolak ke daerahnya, Zed dari Banjarmasin. Selebihnya walaupun bukan asli
Makassar tapi kuliahnya di Makassar jadi tidak perlu pulang kampung =D.
Selamat
jalan Zed, ingatnya yang baik-baik yah tentang Makassar, yang jelek jangan
disimpan dihati cukup jadi pembelajaran J.
Seulas
kisah di Benteng Somba Opu:
Saat
itu, saya dan temanku Yani berangkat lebih dulu untuk mengurus keperluan
registrasi di Benteng Somba Opu. Tak lama kemudian rombongan peserta ST VII
ILMIKI tiba dan mulai di pandu oleh petugas di sana. Masuk museum, foto-foto
sambil dengar penjelasan dari petugasnya. Keluar dari museum, sesi foto masih
berlanjut hingga akhir perjalanan di benteng hari itu. Saat berjalan menuju
benteng yang masih terlihat kokoh meski sebagian besarnya tinggal puing-puing,
seorang memanggil yani. Kami kembali lagi dan seorang dari Universitas
Indonesia sedang tidak enak badan dan harus kembali ke Bus, namanya Dewey.
Masih berdiri ditempat itu setelah melihat Dewey diantar ke Bus, rombongan
peserta memanggil dan menyurh saya berfoto dengan seorang peserta dengan
berkata “bisa foto ?? dia dari tadi mau foto bareng kamu”. Setelah sempat
stalking2 belakangan saya ketahui, cowok itu dari Universitas
Jenderal Soedirman (UNSOED). Katanya saat SMA hanya dua tahun karena dia ikut
kelas Akselerasi, entahlah. Orang-orang *panitia lain menyebutnya Harry Potter
=D. kenapa bisa ?? eum.. Saat mulai mencari tahu tentangnya yang tak begitu
menarik saat itu, ingatanku muncul saat dia berada disampingku dan menerima
telepon dengan bahasa sundanya “Nuhun” hanya kata itu yang bisa kuingat dari
serangkaian kata yang tak terdeteksi diapun terburu beranjak dari sampingku
melangkah kedepan saat saya menoleh untuk melihatnya yang saat itu penasaran
dengan bahasa yang biasa kudengar di FTV salah satu stasiun TV, tidak begitu
penting dan kembali melihat kerumunan perserta yang masih semangat berfoto. Ada
pula yang tidak menyukai view di benteng ini, =D katanya biasa-biasa saja
viewnya.
Selasa,
16 September 2014
20:32
p.m
Lanjutan:
Cowok
itu namanya hhe, inisialnya saja deh DIFFA95, inisialnya itu sekaligus menjadi
nama dari Websaitenya di Wordpress. Setelah membuka dan membaca websitnya, saya
semakin penasaran dan tertarik padanya, sebenarnya rasa suka itu dipupuk oleh
kemampuannya berpuisi saat malam penampilan dari wilayahnya (penampilan
persembahan di malam penutupan ST VII ILMIKI). Dia orang yang tertarik dengan
computer, waktunya banyak habis didepan computer sama denganku tapi bedanya
saya didepan laptop untuk nonton drama korea kesukaanku sedang dia
mengutak-atik program =D. Dia jago bikin kata-kata puitis, cerdas pula. Saya
bahkan mengedit fotonya dan fotoku yang viewnya sama-sama sunset =D. Untuk
pertama kalinya saya mengedit foto bukan dengan actor Korea, tapi dengan dia
=D, Cuma dia =D. walaupun jauh dan mungkin itu pertemuan yang pertama dan
terakhir kalinya, walaupun saya terlambat menyadari kehadirannya, terlambat
menyadari ketertarikanku padanya, tapi semua terasa indah saat mengenang
bayangnya samar-samar, mendengar suaranya samar-samar berkata “Nuhun” di
kedalaman benteng Somba Opu hari itu =D. senangnya saat bisa bercakap langsung
dengannya, tapi sudahlah itu takkan terjadi.
Rabu,
17 September 2014
18:49
p.m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar