Rabu, 17 September 2014

Sepotong cerita di bulan September


What I gonna do…

Apa yang harus kulakukan..
Ketika hanya bisa menatap gambarmu..
Tersenyum sendiri
Merasa bahagia, kemudian bersedih sendiri
Begitu sadar bahwa kamu begitu jauh
Dari tempatku merindumu. .

Sepotong cerita di bulan September…
Beberapa bulan sebelum bulan ini, September. Berjalan di depan prodi jurusan Keperawatan, kemudian melihat selebaran dipapan informasi yang berisi tentang kegiatan Sidang Tahunan VII Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI). Saya dan seorang teman tertarik untuk ikut kegiatan ini karena di imingi-imingi sertifikat. Kamipun bergegas ke ruang sekreteriat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Keperawatan untuk mengisi formulir, dan walaaa… saya dan temanku mencetak rekor sebagai pendaftar pertama dan kedua =D. Saat wawancara sebagai pemenuhan persyaratan sebagai panitia ST VII ILMIKI, saya berjanji akan melaksanakan tugas dengan baik, apalagi ini atas kemauan diri sendiri. Tapi realitasnya, tak sejalan keinginan. Malas ikut rapat dan berpartisipasi, imbasnya saya harus dalam RedList Stering panitia.  Redlist ini untuk orang-orang yang jarang sekali ikut rapat panitia dan untuk terakhir kalinya ditanyai tentang keseriusannya ikut dikepanitiaan karena acara sudah mines 4 hari lagi, ada beberapa orang didalam catatan tersebut, termasuk saya. Ketika ditanyai tentang kesiapan lagi, saya menjawab “Iya”. Konsekuensinya, harus jadi Listen Officer (L.O) *saya tidak tahu kepanjangan dari L.O, kira2 itulah. Kerjaan L.O ini kurang lebih sebgai orang yang selalu mendengarkan peserta yang dibebankan padanya *kata kasarnya pembantu mereka. Prosedur menjadi L.O adalah: Pertama, memperkenalkan diri. Kedua, bersikap ramah, sebisa mungkin. Saat pertama mendengar penjelasan Stering Panitia yang mengharuskan bersikap ramah itu seakan menggelitikku dari dalam, menanyai diriku sendiri “bisakah saya bersikap ramah ?”, ah sudahlah, jangan pikirkan itu yang penting show must go on dulu kan. Ketiga, membangunkan, mengingatkan jadwal, mengantarkan makanan, mendengarkan keluhan dan permintaan. Sampai ke prosedur ketiga ini rasanya, eum.. Luar biasa !!
Semua panitia sibuk mengurus job masing-masing, mulai dari bagian Kestari (surat menyurat), Perlengkapan, Konsumsi, City Tour, Seminar (saya merupakan anggota dari panitia Seminar), Ceremony dan yang paling bekerja keras untuk penjemputan peserta dan pengangkutan barang-barang adalah bagian Transportasi. Hanyut dalam stress tingkat tinggi, dituntut untuk melakukan yang terbaik, kesalah pahaman, emosi, canda, tawa, amarah, kesedihan diiringi air mata melengkapi kepanitiaan ST VII ILMIKI tahun ini di Makassar, dengan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) sebagai tuan rumah dalam kegiatan tahunan ini.
Senin, 1 Spetember 2014 adalah hari dimulainya serangkaian acara ST VII ILMIKI. Opening ceremony, saya berlaku sebagai MC Bahasa Inggris ditemani MC bahasa Indonesia dan tak lupa MC bahasa Arab. Setiap kegiatan yang berskala besar selalu dilengkapi dengan MC 3 bahasa, apalagi ini bertaraf Nasional. Merupakan pengalaman pertama saya menjadi MC diacara Kampus, dan mungkin terakhir kalinya. Dibalut dengan pakaian adat Sulawesi Selatan, bangga melihat peserta malam itu, peserta dari barbagai daerah di Indonesia. Mereka dari jauh datang atas nama institusi tempat mereka menimba ilmu meramaikan ST VII ILMIKI, menyumbangkan pemikiran dan meluangkan waktu berharga mereka. Opening ceremony selesai sekitar pukul 23:00 WITA, setelah acara semua bergegas pulang kepenginapan yang terletak di Jl. Sultan Alauddin I, Wisma Aliyah MAN Model. Dalam satu ruangan berbentuk asrama di Pesantern dengan tempat tidur tingkat berjejer dan berpasangan. Ruangan penuh sesak, keringat tak henti mengucur, ditambah keberadaan nyamuk-nyamuk predator yang menggerogoti pipiku meninggalkan bekas merah besar bak jerawat. Malam itu kami tak langsung istirahat, masih melaksanakan briefing alias pelaporan singkat oleh tiap-tiap panitia inti. Dilanjut dengan penjelasan L.O, malam itu saya menjadi L.O untuk kamar 18 yang dihuni 3  orang dari Universitas Islam Negerri Alauddin Makassar (kampus sendiri), 1 orang dari STIKES Panakkukang Makassar dan 1 orang dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
Selasa, 2 September 2014 sekitar pukul 05:00 WITA, bergegas membangunkan mereka yang dibawah asuhanku =D. Paginya pukul 07:00, saya mengantarkan makanan untuk mereka, lupa memperkenalkan diri. Tapi seiringan waktu berjalan, sayapun tahu nama mereka. Dari kampus UINAM ada Amsa anak angkatan 2012  (selaku ketua HMJ Keperawatan sekarang dan berperan sebagai Presidium sidang di ST VII ILMIKI), Mabrur anak angkatan 2012 (putra terpilih keperawatan), dan Wahid anak angkatan 2013 (berperan sebagai Presidium sidang di ST VII ILMIKI), dari STIKES Panakkukang ada Irfathul Khoirul dan dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin ada M.Khoirul Zed anak angkatan 2013. Karena tidak memperkenalkan diri, mereka hanya panggil kak, karena sudah saya prediksi bahwa mereka adalah junior-juniorku, secara saya adalah angkatan 2011 yang sekarang sudah semester 7 (angkatan tertua di jurusan). Otomatis mereka memanggil kak, apalagi tiga orang junior dari UINAM. Selama kurang lebih 6 hari saya harus melakukan rutinitas sebagai L.O bagi peserta kamar 18.
Jum’at, 5 September 2014 jadwal untuk City Tour. Hari yang ditunggu-tunggu mungkin oleh peserta ST VII ILMIKI dari luar daerah. Rutenya dari Wisma MAN Model ke Benteng Somba Opu ke Masjid untuk sholat Jum’at bagi pemeluk agama Islam kemudian lanjut ke tempat makan, setelah itu ke Benteng Ujung Pandang atau lebih dikenal dengan sebutan Belandanya “Fort Roterdam” lanjut ke Anjungan Pantai Losari kemudian menikmati pisang Epe’ khas Makassar kamudian lanjut makan malam. Setelah seharian mengelilingi kota Makassar, mereka masih harus melanjutkan hari melelahkannya dengan Closing ceremony di malam harinya yang dirangkaikan dengan ART NIGHT dan penampilan dari Wilayah 1-7. Acaranya ngaret karena beberapa hambatan, dan berakhir sekitar jam 24:30 WITA. Karena saya hanya bertugas di tempat registrasi malam itu, tugas saya selesai setelah para tamu undangan dan peserta telah memasuki ruangan. Tapi karena menunggu teman, yang bertugas sebagai MC dan Dirigent paduan suara, saya masih harus menunggu mereka. Acarapun selesai, tadinya kami akan tinggal lagi diwisma, tapi karena besoknya harus mengikuti Late Final oleh dokter yang malassssss sekali masuk jadi kami pulang ke rumah. Subuhnya, saya kembali membangunkan anak-anak asuhanku di kamar 18, menelpon mereka satu-satu, keculai Irfatul khoirul yang nomornya dari operator lain (Maaf yah L), tapi tetap saya ingatkan teman sekamarnya untuk membangunkan. Untungnya anak-anak ini pada rajin semua, gak kayak kamar sebelahnya, kamar 20. Tapi ada yang lebih rajin lagi dari anak-anak ini loh, satu orang penghuni kamar 17 yang kepalanya agak pelontos. Saat saya mengetuk kamar 18, malah dia yang buka kamar duluan =D dan tidak hanya sekali dua kali tapi sering sekali kejadian. Kalau ada award untuk peserta yang paling rajin bangun saya bakal kasih ke dia deh =D.
Paginya, kembali saya menelpon mereka menayakan sudah makan belum dan sudah siap tidak untuk berangkat ke kampus 2  untuk mengikuti seminar sebagai acara terakhir yang akan diikuti peserta sebelum bertolak ke daerah masing-masing. Cuma satu orang di kamar 18 yang akan bertolak ke daerahnya, Zed dari Banjarmasin. Selebihnya walaupun bukan asli Makassar tapi kuliahnya di Makassar jadi tidak perlu pulang kampung =D.
Selamat jalan Zed, ingatnya yang baik-baik yah tentang Makassar, yang jelek jangan disimpan dihati cukup jadi pembelajaran J. 

Seulas kisah di Benteng Somba Opu:
Saat itu, saya dan temanku Yani berangkat lebih dulu untuk mengurus keperluan registrasi di Benteng Somba Opu. Tak lama kemudian rombongan peserta ST VII ILMIKI tiba dan mulai di pandu oleh petugas di sana. Masuk museum, foto-foto sambil dengar penjelasan dari petugasnya. Keluar dari museum, sesi foto masih berlanjut hingga akhir perjalanan di benteng hari itu. Saat berjalan menuju benteng yang masih terlihat kokoh meski sebagian besarnya tinggal puing-puing, seorang memanggil yani. Kami kembali lagi dan seorang dari Universitas Indonesia sedang tidak enak badan dan harus kembali ke Bus, namanya Dewey. Masih berdiri ditempat itu setelah melihat Dewey diantar ke Bus, rombongan peserta memanggil dan menyurh saya berfoto dengan seorang peserta dengan berkata “bisa foto ?? dia dari tadi mau foto bareng kamu”. Setelah sempat stalking2 belakangan saya ketahui, cowok itu dari Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Katanya saat SMA hanya dua tahun karena dia ikut kelas Akselerasi, entahlah. Orang-orang *panitia lain menyebutnya Harry Potter =D. kenapa bisa ?? eum.. Saat mulai mencari tahu tentangnya yang tak begitu menarik saat itu, ingatanku muncul saat dia berada disampingku dan menerima telepon dengan bahasa sundanya “Nuhun” hanya kata itu yang bisa kuingat dari serangkaian kata yang tak terdeteksi diapun terburu beranjak dari sampingku melangkah kedepan saat saya menoleh untuk melihatnya yang saat itu penasaran dengan bahasa yang biasa kudengar di FTV salah satu stasiun TV, tidak begitu penting dan kembali melihat kerumunan perserta yang masih semangat berfoto. Ada pula yang tidak menyukai view di benteng ini, =D katanya biasa-biasa saja viewnya.
Selasa, 16 September 2014
20:32 p.m
Lanjutan:
Cowok itu namanya hhe, inisialnya saja deh DIFFA95, inisialnya itu sekaligus menjadi nama dari Websaitenya di Wordpress. Setelah membuka dan membaca websitnya, saya semakin penasaran dan tertarik padanya, sebenarnya rasa suka itu dipupuk oleh kemampuannya berpuisi saat malam penampilan dari wilayahnya (penampilan persembahan di malam penutupan ST VII ILMIKI). Dia orang yang tertarik dengan computer, waktunya banyak habis didepan computer sama denganku tapi bedanya saya didepan laptop untuk nonton drama korea kesukaanku sedang dia mengutak-atik program =D. Dia jago bikin kata-kata puitis, cerdas pula. Saya bahkan mengedit fotonya dan fotoku yang viewnya sama-sama sunset =D. Untuk pertama kalinya saya mengedit foto bukan dengan actor Korea, tapi dengan dia =D, Cuma dia =D. walaupun jauh dan mungkin itu pertemuan yang pertama dan terakhir kalinya, walaupun saya terlambat menyadari kehadirannya, terlambat menyadari ketertarikanku padanya, tapi semua terasa indah saat mengenang bayangnya samar-samar, mendengar suaranya samar-samar berkata “Nuhun” di kedalaman benteng Somba Opu hari itu =D. senangnya saat bisa bercakap langsung dengannya, tapi sudahlah itu takkan terjadi.
Rabu, 17 September 2014
18:49 p.m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar