Kamis, 11 September 2014

Selap-selip keramaian malam, di jalan Kota Makassar


(Ponakan baru hari ini)
Bukan ini fotonya si mungil | cuma sample
Sepulang kampus, ibu mengatakan sepupuku telah di bawa ke Rumah Sakit Ibu & Anak Sitti Khadijah jln. R.A. Kartini no 18 Makassar. Kontraksinya mulai pukul 06.00 pagi, setelah melewati sakit luar biasa dia masih harus terus bergulat dengan sakitnya proses persalinan. Belum lagi dua jam sebelum kelahiran sang bayi, tepatnya pada pembukaan 7 harus ngadat karena portionya membengkak, belum lagi dia ini tidak tahu cara mengedan yang baik dan benar, saat mengedan tertahan di leher, sehingga  leherya terasa perih. Walaupun memang ini persalinan pertamanya, tapi hal semacamam ini tidak asing lagi baginya karena dia seorang  Bidan yang keluar masuk ruangan membantu proses persalinan ibu dan proses kelahiran bayi. Dokter mengatakan apabila 15 menit lagi bayinya belum keluar, maka akan dilakukan vakum. Benar saja, saat-saat terakhir, tak ada pilihan lain selain vakum, dilakukan robekan luar dan dalam pula, alhasil jahitannya juga cukup banyak. Bayinya akhirnya lahir ke dunia ini pukul 14.30 WIT, Kamis 11 September 2014, lahir dengan gender perempuan berat 3300 g. Setelah perjalaran rasa sakit luar biasa, dari perut depan terasa menusuk sampai punggung belakang, daerah ektremitas bawahpun serasa mau lepas katanya, tapi drama permulaan kehidupan sang Bayi belum sepenuhnya dimulai saat itu. Lahir tanpa menangis, begitu terkejutnya dia. Belum hilang rasa sakitnya, harus melihat bayinya tak bernapas. Tapi untungnya setelah pertolongan Basic Life Support dilakukan dokter dan bidan, sang bayi dapat menangis, begitu melegakan. Sang bayi mungil, berwarna kemerahan dengan muka penuh masih harus diberikan bantuan pernapasan dan ditempatkan di incubator. 
Ini juga bukan fotonya si mungil

Saya tiba di RS Bersalin Khadijah pukul 17:50 WIT, masih dengan menahan rasa sakit, dia dengan antusias berbicara tentang persalinan pertamanya yang menguras tenaga. Sempat terpikir olehnya, bahwa mungkin ini adalah akhir dari hidupnya, dan berserah pada Allah SWT karena semua telah diatur olehNya, semua terjadi atas KuasaNya semata. Tapi untunglah, semua dapat dia lewati, di usianya yang baru 21 tahun dia telah menjadi ibu dari bayi perempuannya yang lahir hari ini. Begitu kuatnya wanita-wanita yang bisa mengemban tugas begitu berat, melahirkan generasi penerus bangsa, pejuang di agama Allah SWT. 
ini juga bukan si mungil | masih dilarang ambil foto *Mitos

Semoga tumbuh jadi anak sholehah nak, selamat datang di keluarga besar kita.
Yah, pulang kerumah dengan wajah sumringah setelah melihat ponakan baru. Perjalanannya tidak hanya sampai disitu, karena saya harus pulang dengan motor dari pusat kota Makassar ke Butta bersejarah tempat tinggalku, Butta gowa. Jaraknya, yah lumayan untuk membuat pegal, selap-selip kendaraan depan belakang juga samping kiri kanan di keramaian malam kota Makassar, hiruk pikuk pejalan kaki keluar masuk pusat perbelanjaan dan tempat makan, bunyi klakson dimana-mana tak mau mengalah, jalan ngadat karena kendaraan  memutar balik arahnya, belum lagi melwati banyak Traffic light dan menunggu giliran jalan. Finally, semuanya terlewatkan dari jalur jl. R.A. Kartini, ke jl. Ammanna Gappa ke Sam Ratulangi ke Sungai Saddang lama ke Sungai Saddang Baru lewati Veteran utara ke Veteran Selatandulu ke Rappocini masuk ke Pettarani terus masuk Hertasning lurus masuk ke Butta Gowa, lurus masuk Samata ke Pattallassang deh, yah rutenya kira-kira begitulah. 

Sailong, 11 September 2014
22:31 WIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar